Struktur Bangunan
Rumah Sederhana Tahan
Gempa
Jl. Godean Km 8.5
Klajuran, Yogyakarta
1. Pengertian Umum Gempa Bumi
- GEMPA BUMI merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu relatif singkat.
- Menurut Teori Pelat Tektonik, para ahli geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang mengambang, dimana masing-masing lempengan tersebut bergerak pada arah yang berlainan sehingga tabrakan/tumbukan antara dua atau lebih dari lempengan tersebut tidak dapat dihindari, dimana lempeng yang kuat akan melengkung ke atas, itulah peristiwa terjadinya ‘pegunungan’, sedangkan lempeng yang lemah akan terdesak ke bawah atau patah, peristiwa terjadi ‘jurang’. Bila daerah lemah berada di daerah puncak, akan terjadi ‘letusan gunung api’ yang diawali dengan adanya ‘gempa vulkanik’. Pada daerah dibawah, bila terjadi patahan pada lempengan, akan terjadi peristiwa ‘gempa tektonik’.
2. Filosofi Bangunan Tahan Gempa
- Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb).
- Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen structural tidak boleh rusak.
- Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman.
3. Pengertian
Rumah Sederhana
Rumah
tinggal sederhana adalah tempat tinggal berlantai satu untuk berlindung dan
bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya yang secara fisik tidak
mengandung unsur-unsur kemewahan, namun tidak juga mengenyampingkan keindahan
atau estetika.
4.Beberapa Batasan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan
a.Denah
Bangunan
Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan tidak terlalu panjang.
b. Atap
Bangunan
Konstruksi atap harus menggunakan
bahan yang ringan dan sederhana
c. Pondasi
- Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45 cm.
- Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batu kali maka perlu dipasang balok pengikat/sloof sepanjang pondasi tersebut.
5. Bangunan
Pasangan Bata (Dinding Tembok)
a. Dinding
î Sistem
dinding pemikul
a)
Bangunan sebaiknya tidak dibuat bertingkat
b)
Besar lubang pintu dan jendela dibatasi. Jumlah lebar lubang-lubang
dalam satu bidang dinding tidak melebihi ½ panjang dinding itu. Letak lubang pintu/jendela tidak
terlalu dekat dengan sudut-sudut dinding, misalnya minimum 2 kali tebal dinding. Jarak antara dua lubang sebaiknya tidak kurang dari 2 kali
tebal dinding. Ukuran
bidang dinding juga dibatasi, misalnya tinggi
maksimum 12 kali tebal dinding, dan panjangnya diantara dinding-dinding
penyekat tidak melebihi 15 kali tebalnya.
c) Apabila bidang dinding diantara dinding-dinding
penyekat lebih besar daripada itu maka dipasang
plaster/tiang tembok. Balok lintel
dibuat menerus keliling bangunan dan sekaligus berfungsi sebagai pengaku horizontal. Balok lintel tersebut perlu diikat kuat dengan plaster.
d) Pada bagian
ats dinding dipasang
balok pengikat keliling/ring balok.
Ring balok dijangkarkan dengan baik kepada plaster.
e) Pada sudut-sudut pertemuan dinding, hubungan antara balok-balok
pengikat keliling (ring balok) perlu dibuat kokoh.
g) Disekeliling lubang pintu dan jendela dapat
dipasang perkuatan ekstra (diberi angker dari besi)
b. Persyaratan Bahan dan Pengerjaan
- Bata Merah
Ukuran bentuk bata harus benar, tidak mudah patah atau pecah, sudutnya-sudutnya siku-siku, bebas dari debu dan kotoran yang menempel, bila diketuk ringan dengan benda keras berbunyi nyaring. Sesaat sebelum dipakai, bata harus dibasahi dulu
dengan air bersih. Hasil produksi bata merah tidak lazim di uji. Kualitas bata
merah yang rendah disebut “bata rakyat” dan kualitas yang menengah dan baik
disebut “ bata pabrik”.
- Semen Portland
Harus
memenuhi Standar Industri Indonesia (SII) dan dihasilkan dari pabrik yang
mempunyai riwayat kualitas yang baik. Tempat penyimpanan
semen harus terlindung dari kelembaban atau terlindung dari keadaan cuaca yang
merusak, jarak minimal dasar penyimpanan 30 cm dari
permukaan tanah.
- Pasir
Tempat
penimbunan pasir harus dibersihkan, pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah
liat, zat alkali,
bahan organik dan kotoran lain yang merusak. Pasir tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari
5 %, apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka pasir tersebut harus dicuci.
- Adukan pasangan tembok
Komposisi campuran untuk adukan yaitu
1 PC : 5 Pasir : dan 1 PC : 6 Pasir memenuhi persyaratan teknis pasangan bata.
- Bentuk dan ukuran
Bentuk bata yang prismatis
dan mempunyai sudut siku sangat membantu dalam kemudahan pemasangan dan menambah produktivitas pekerjaan.
- Penyerapan
Daya serap
yang rendah nilainya dapat mengurangi penggunaan air pada adukan yang akan
digunakan untuk pemasangan.
- Kuat Tekan
Nilai kuat
tekan ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
- Kuat geser
- Pekerjaan Pemasangan
Adukan diletakan, cukup untuk satu buah,
bata diletakkan dengan
cara seolah-olah pesawat udara mendarat. Dengan cara ini kita meletakannya pada posisi yang dituju sekaligus ujungnya menggaruk / mendorong sedikit adukan, untuk penyesuaian posisi cukup digeser kedepan dan kebelakang secara mendatar. Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus dan gunakan tali pelurus. Tebal adukan siar ± 1 cm, dengan variasi 3 mm. Sebagai penutup pasangan tembok diberikan plesteran dengan tebal 2 cm, yang gunanya sebagai pelindung dari pengaruh cuaca, mekanik dan untuk meratakan permukaan pasangan.
cara seolah-olah pesawat udara mendarat. Dengan cara ini kita meletakannya pada posisi yang dituju sekaligus ujungnya menggaruk / mendorong sedikit adukan, untuk penyesuaian posisi cukup digeser kedepan dan kebelakang secara mendatar. Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus dan gunakan tali pelurus. Tebal adukan siar ± 1 cm, dengan variasi 3 mm. Sebagai penutup pasangan tembok diberikan plesteran dengan tebal 2 cm, yang gunanya sebagai pelindung dari pengaruh cuaca, mekanik dan untuk meratakan permukaan pasangan.
- Kecakapan pekerjaan
Ketrampilan
kerja atau kecakapan tukang yang melaksanakan pekerjaan pasangan
adalah sangat penting
karena merupakan penentu terhadap
kualitas pekerjaan pasangan.
6.
Ketentuan untuk Rangka Pemikul Beton
a . Perkuatan dengan Rangka
Balok Pondasi, Kolom Praktis dan Balok Pengikat
(Ring Balok) Bangunan tembok dengan perkuatan sangat dianjurkan untuk daerah rawan
gempa. Untuk dinding tembok sebaiknya memakai kolom praktis, balok pondasi,
dan balok pengikat (ring balok) ini
biasanya disebut rangka bangunan yang dapat dibuat dari beton
bertulang maupun kayu.
- Ikatan Kolom Struktur dengan Pondasi
- Ikatan Kolom Struktur dan Balok, Ring Balok
- Ikatan Ring Balok pada Sudut Pertemuan Dinding
b.
Pemilihan
Bahan
- Semen Portland, Beton, dan Kerikil
Perkuatan dengan rangka beton bertulang boleh dibangun diseluruh
wilayah gempa, dengan mutu campuran beton yang dianjurkan yaitu
1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil, bahan pasir dan kerikil harus bersih dari
lumpur, pencampuran bahan tersebut menggunakan air setengah
(0,5) bagian. Untuk tulangan utama minimum pada kolom 4 buah
dengan ∅ 12 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10
cm, dan untuk balok 4 buah dengan ∅ 12 mm dan tulangan
sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 15 cm. pada pertemuan pasangan
dinding dibuat kolom praktis dengan tulang utama 4 buah dengan ∅
10 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10 cm, serta
masing-masing kolom dilengkapi dengan angkur sebagai pengikat.
wilayah gempa, dengan mutu campuran beton yang dianjurkan yaitu
1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil, bahan pasir dan kerikil harus bersih dari
lumpur, pencampuran bahan tersebut menggunakan air setengah
(0,5) bagian. Untuk tulangan utama minimum pada kolom 4 buah
dengan ∅ 12 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10
cm, dan untuk balok 4 buah dengan ∅ 12 mm dan tulangan
sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 15 cm. pada pertemuan pasangan
dinding dibuat kolom praktis dengan tulang utama 4 buah dengan ∅
10 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10 cm, serta
masing-masing kolom dilengkapi dengan angkur sebagai pengikat.
Untuk rumah-rumah sederhana yang dibangun oleh masyarakat tanpa direncanakan dan dilaksanakan oleh para ahli pembangunan, sebaiknya juga menggunakan standar bangunan rumah tahan gempa.
Berikut
ini adalah video perencanaan struktur bangunan rumah sederhana tahan gempa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar